Kehilangan

Diremehkan

Putus Asa

Sendiri

Lemah

Tuesday 30 April 2019

TV Trotoar (Kisah)


Saat itu aku duduk dengan ayahku menonton tv, ya kegiatan yang sangat menyenangkan melihat hiburan yang aku sukai. Kami selalu menonton tv sebelum ayah berangkat kerja dan tentunya aku juga ikut cari kerja, tapi aku tidak seberuntung anak - anak yang lain. 


Mereka bisa melihat tv dengan ditemani sofa yang empuk, makanan ringan, tv yang besar, dan yang paling utama adalah kamu bisa mengganti channel tv sesukamu, ya aku dan ayahku sekarang tidak melihat tv seperti diatas melainkan di trotoar jalan, ya kami memang sangat miskin , meskipun remeh ayah tidak henti - hentinya mengingatkan bahwa kamu bisa merubah hidup, kamu bisa punya ini dan itu, tapi intinya kekayaan itu berasal dari seberapa sering kita memberi dan seberapa kita ikhlas memberi itulah kata - katanya. 


Aku terus berlari mengejar mimpi, mengejar semua yang ingin ku capai, dan tentunya ayahku selalu bersamaku, selalu berjuang untukku. Beliau tidak tahu apa yang aku perjuangkan dia hanya mengatakan aku percaya padamu.


Sempat pernah terpikir olehku kenapa kita tidak jadi pengemis saja,

Bukankah kerjanya gampang, itu yang pernah aku ucapkan pada ayahku, dia membalas dengan senyuman, "Dengar, apa tangan dan kakimu lumpuh? apa kamu buta? apa kamu sakit? kamu sehatkan? aku hanya tidak ingin hidup bersandar orang lain, tapi aku percaya kamu akan menjadi orang hebat. Kata - kata itu sering aku dengarkan ketika kami menonton tv, aku sering melihat ayah berkaca - kaca matanya saat melihat tv, aku tahu bahwa ada banyak hal yang di iniginkannya yang belum tercapai dan itulah yang menjadi alasanku bekerja keras meraih mimpi.



Aku bekerja keras, belajar dari kesalahan, tanpa putus asa , menabung, berinvestasi, gagal dan gagal 

Namun semua itu terobati saat aku melihat ayahku, hari berganti bulan, bulan berganti tahun, setelah semua perjuangan kami yang sangat keras akhirnya kami berhasil, aku sekarang menjadi orang terkaya, yang dahulunya orang yang menghina kami saat kami menonton tv di trotoar sekarang sangat menghormati kami, tidak seorangpun yang berani menghina kami, bahkan saat aku dan istriku berjalan - jalan ditrotoar, semua orang  yang ada didepanku minggir dan memberiku jalan, tapi meskipun begitu aku ingat semua kata - kata ayahku, sebelum meninggal beliau tertawa melihatku dan berkata" Lihatlah yang kukatakan sekarang benarkan, kau sekarang menjadi orang hebat, kaya raya, dan banyak orang yang menghormatimu, bahkan sekarang kamu juga punya istri yang cantik dan setia, aku rasa aku tidak bisa terus bersamamu tapi meskipun aku pergi kata - kata dan pelajaranku pasti menemanimu, ingatlah jangan sombong, teruslah rendah diri dan memaafkan, sekarang posisiku aku berikan pada istrimu, jika kamu jatuh dia akan yang membantumu, jika kamu bersikap jelek dia yang akan memukulmu dan mengingatkanmu, dan jika kamu menangis dia yang akan jadi sandaranmu, aku lega semua yang ku inginkan dahulu sudah terwujud, maaf mungkin dahulu kamu sering melihat mataku berkaca, ya itu karena satu harapan ,aku belum sanggup mewujudkan semua keinginanmu, dan kau harus menderita bersamaku.



Tapi entah kenapa sekarang aku sukses, dan aku punya segalanya namun aku merasa aku kekurangan satu hal,

Hal yang mendasariku mewujudkan impian ini, ya itu benar itu adalah ayahku. Aku melihat trotoar yang dahulu aku melihat tv bersama ayahku, aku dan istriku mendatanginya, banyak orang disana dan mereka mempersilahkan aku berjalan tanpa ada yang didepanku bahkan membuat jalan disitu macet, seorang pria pemilik toko menyambutku dan aku meminta padanya satu hal memperbolehkan aku duduk di trotoar itu dan melihat jualannya yang dinyalakan, aku duduk dan merenungi, ya aku menyadainya bahwa impianku satu - satunya hanya ingin bersama ayahku. Kemudian di sisi ayahku dulu duduk bersamaku, sekarang istriku yang duduk disitu, yang dahulu aku bersandar dengan ayah sekarang aku bersandar dengan istriku "kalau begitu bolehkah aku yang menggantikan ayahmu?" itu yang dikatakan istriku, aku menangis, sangat menangis bahkan semua orang kaget melihatku, aku rasa aku bisa melihat masa lalu saat itu, saat aku dan ayahku melihat tv di trotoar.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Contact Me

Adress/Street

12 Street West Victoria 1234 Australia

Phone number

+(12) 3456 789

Website

www.johnsmith.com